Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Selasa, 17 November 2009

Ftalat Mengubah Anak Lelaki Jadi Feminin

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: the world children)
New York, Banyak sekali barang-barang yang terbuat dari plastik dan mengandung bahan kimia tertentu. Peneliti menemukan zat kimia yang terdapat dalam plastik bisa mengubah otak bayi laki-laki menjadi lebih feminin.

Peneliti dari University of Rochester New York mengungkapkan bahwa laki-laki yang terkena paparan zat kimia dari plastik sejak dalam rahim cenderung tidak menyukai mainan laki-laki seperti mobil atau robot. Temuan ini telah dilaporkan dalam International Journal of Andrology.

Zat ftalat yang ditemukan dalam barang-barang plastik ini memiliki kemampuan untuk mengganggu hormon dan sebenarnya penggunaannya telah dilarang di Uni Eropa beberapa tahun lalu. Namun, sampai saat ini masih banyak ditemukan barang-barang rumah tangga yang mengandung ftalat.

Zat ini ada berbagai jenis dan beberapa diantaranya menyerupai hormon estrogen. Para peneliti menunjukkan hal ini dapat berarti anak laki-laki lahir dengan kelainan genital. Dan kini ftalat bisa berdampak pada perkembangan otak dengan menghancurkan hormon laki-laki testosteron.

Para ahli menemukan dua jenis ftalat yaitu DEHP (Dietilheksil ftalat) dan DBP (Dibutil ftalat) dapat mempengaruhi perilaku bermain anak. Elizabeth Salter-Dreen, direktur kampanye CHEM Trust mengungkapkan bahwa hasil ini sangat mengkhawatirkan.

"Kami sekarang tahu bahwa anak yang terus menerus terpapar ftalat bisa mempengaruhi kesehatan seperti mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan reproduksi laki-laki dan juga perilakunya yang membuatnya menjadi lebih feminin di kemudian hari," ujar Elizabeth, seperti dikutip dari BBCNews, Selasa (17/11/2009).

Tim Edgar dari European Council for Plasticisers and Intermediates mengungkapkan ada banyak ftalat yang masih digunakan dan dua jenis ftalat tersebut memiliki potensi bahaya dan sebaiknya penggunaannya harus diawasi ketat atau bahkan dilarang. DBP sendiri telah dilarang penggunaanya dalam produk kosmetik sejak tahun 2005 lalu di Negara Uni Eropa.

Masyarakat diharapkan lebih cermat dalam memilih berbagai perabotan rumah tangga ataupun mainan untuk anaknya, hindari peralatan yang mengandung bahan kimia berbahaya dan jangan biarkan anak menggigit atau memasukkan barang-barang ke dalam mulutnya.

Wanita Takut Kentut Saat Bercinta

Nurul Ulfah - detikHealth

Jakarta, Ketimbang takut tidak bisa mencapai orgasme, kentut merupakan salah satu yang ditakuti wanita saat bercinta. Selain kentut, masih ada ketakutan lagi yang membuat wanita enggan melakukan seks. Apa saja?

Dikutip dari Womansday, Selasa (17/11/2009), berikut ini 7 hal yang membuat wanita takut dan enggan melakukan seks

1. Takut selulit terlihat jika lampu menyala
Kebanyakan wanita memilih lampu ruangan mati pada saat berhubungan. "Wanita takut jika lampu menyala, selulit di tubuhnya akan terlihat oleh pasangan. Tapi yang wanita tidak tahu adalah, pria justru menyukai tubuh wanita apa adanya, baik itu ada atau tanpa selulit. Mereka senang melihat pasangannya telanjang untuknya," ujar seorang pakar seks, Debby Herbenick, PhD.

Tapi jika wanita tetap merasa tidak pede dengan tubuhnya, menyalakan lilin bisa jadi alternatif yang lebih baik.

2. Takut bagian bawahnya bau
Wanita takut jika bau di daerah vaginanya seperti bau ikan busuk. Tapi selama wanita membersihkan daerah itu dengan benar, sebenarnya tak perlu khawatir.

"Bahkan tubuh yang sehat pun punya bau. Justru bau yang keluar itu adalah hormon feromon, yang bisa menarik perhatian lelaki," ujar psikoterapis, Tina Tessina, PhD. Jika bau di bagian bawah itu disebabkan oleh jamur, barulah wanita perlu takut.

3. Takut kentut ketika berhubungan
Rata-rata wanita mengeluarjan gas atau kentut sebanyak 14 kali dalam sehari. Tapi bagaimana jika saat kentut itu bertepatan dengan saat melakukan seks? Wanita takut jika hal itu terjadi, pasangan akan illfeel dan menjadi malas berhubungan. Namun menurut Dr Tessina, jangan biarkan hal itu merusak acara seks Anda dan pasangan.

"Jangan lupa bahwa kita juga manusia. Kita bisa kentut kapan saja dan dimana saja, jadi harusnya pasangan bisa maklum dan wanita tetap percaya diri. Buat saja sebagai bahan lelucon, karena saat seks, lelucon pun dibutuhkan," jelasnya.

Meski demikian, ada baiknya menghindari makanan yang bisa menghasilkan gas sebelum melakukan seks atau mengonsumsi obat anti gas jika sudah menjadi penyakit.

4. Takut tidak memuaskan pasangan
"Jika seorang wanita takut tidak bisa memuaskan pasangannya, sebaiknya katakan terus terang padanya," ujar Dr Herbenick.

Ucapan seperti 'Saya ingin memuaskan kamu tapi saya takut tidak bisa karena belum berpengalaman' membuat pasangan pria bisa menerima si wanita apa adanya bahkan meyakinkannya bahwa ia pasti bisa.

5. Takut jika harus melakukan oral seks
"Banyak pasien wanita saya yang merasa tidak nyaman sat melakukan oral seks. Wanita mengkhawatirkan soal kebersihan, bau atau bahkan penyakit yang bisa tertular dari tindakan itu," kata psikolog asal Florida, LeslieBeth Wish, EdD.

Tapi menurutnya, wanita jangan jadi takut berlebihan. "Banyak teknik yang bisa dilakukan saat oral seks dan selalu pastikan bagian tersebut dalam keadaan bersih," ujarnya.

6. Takut vaginanya kering
Mau tidak mau, wanita akan kehilangan cairan lubrikannya di vagina. Hal itu karena faktor menyusui dan menopause.

"Jadi kalau sudah kering, pastikan untuk selalu menyediakan cairan lubrikasi botolan yang banyak dijual di pasaran saat akan melakukan seks," jelas Dr Herbenick.

7. Takut geli karena sentuhan pasangan
Beberapa wanita ada yang justru geli ketika disentuh oleh pasangannya, dan jika sudah kelewat batas, hal itu menjadi tidak seksi lagi di mata pria. Oleh karena itu, jangan biarkan sentuhannya membuat Anda tertawa cekikikan karena geli karena itu malah akan merusak mood pria.

"Cobalah latih pasangan untuk merangsang sentuhan yang tidak terlalu menggelitik dan lebih lembut," jelas Dr Herbenick.

Sabtu, 14 November 2009

Taman Nasional Komodo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Taman Nasional Komodo*
Situs Warisan Dunia UNESCO

Naga Komodo di Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo terletak di antara provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Taman nasional ini terdiri atas tiga pulau besar Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil. Wilayah darat taman nasional ini 603 km² dan wilayah total adalah 1817 km².

Pada tahun 1980 taman nasional ini didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya. Di sana terdapat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan darat dan burung termasuk hewan yang dilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya penyebaran mereka.

Selain itu, di kawasan ini terdapat pula terumbu karang. Setidaknya terdapat 253 spesies karang pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesies ikan. Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan asing untuk berenang atau menyelam di perairan ini.

Pulau-pulau ini aslinya adalah pulau vulkanis. Jumlah penduduk di wilayah ini kurang lebih adalah 4.000 jiwa. Pada tahun 1986 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Pohon Pisang Bertandan Tujuh Hebohkan Warga Tapaktuan

Tapaktuan (ANTARA) - Warga Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, dihebohkan dengan adanya pohon pisang bertandan tujuh yang tumbuh di halaman rumah Sunardi (40), penduduk dusun Pasar Desa Lhok Rukam, Kecamatan Tapaktuan.

"Setiap hari banyak sekali orang yang datang untuk melihat pohon pisang bertandan tujuh ini. Anehnya lagi, tandannya keluar di tengah pohon di antara akar dan pucuk," kata Sunardi pemilik pohon pisang itu di Desa Lhok Rukam, Tapaktuan, Jumat.

Pohon pisang Berangon yang tumbuh subur di halaman rumahnya itu pada mulanya hanya satu tandan, kemudian menyusul tandan lainnya hingga berjumlah tujuh.

Menurut dia, pohon pisang tersebut pada mulanya di tanam di belakang rumah, namun takut dimakan binatang hutan, ia memindahkan ke halaman rumah.

"Usia buah pisang bertandan tujuh ini sudah 23 hari. Ini berkah diberikan Allah SWT kepada keluarga kami," katanya.

Pohon pisang yang tergolong aneh tersebut baru pertama kali ditemukan di daerah pesisir pantai barat selatan Aceh itu, sehingga ratusan orang dari berbagai daerah berdatangan untuk menyaksikan keajaiban tersebut.

Syamsuddin (60), salah seorang pengunjung warga desa Hilir Tapaktuan mengatakan pohon pisang tujuh tandan itu baru pertama sekali dilihatnya dan ditemukan di Kabupaten Aceh Selatan.

"Dengan adanya pohon pisang bertandan tujuh dan berbagai kejadian langka lainnya hendaknya kita selalu mengingat kebesaran Allah yang ditunjukkan pada manusia," katanya.

Ikan Berkepala Buaya


Penemu Ikan Berkepala Buaya Mimpi dan Kesurupan

Penemuan ikan berkepala buaya yang mengejutkan warga Medokan Semampir, Sukolilo, Surabaya tampaknya memiliki nilai mistis bagi pada salah satu penemunya.

Pasalnya, malam hari setelah penemuan ikan tersebut ia bermimpi aneh. Dalam mimpinya, Suwaji (58) disuruh oleh suara misterius agar mengembalikan ikan aneh temuannya.

"Tapi, kalau tidak dikembalikan ia harus memberinya kembang dan dupa," ujar Suwarni (47), rekan Suwaji yang turut menemukan ikan itu, Kamis (12/11/2009) malam.

Tak hanya itu saja, selain mendengar suara misterius, malam itu juga Suwaji juga langsung kesurupan. Tanpa sadar, Suwaji mengamuk dan sempat masuk tambak.

"Dia berteriak-teriak dan ngamuk, kemudian njebur tambak," ujar Suwrani yang asli Pacitan ini.

Akibatnya, karena kondisinya yang masih belum sadar betul, Suwaji pun akhirnya terpaksa dipulangkan ke Jombang.

"Iya, dia memilih untuk berobat dan terapi di daerahnya," tambah Suwarni.

Kini, ikan misterius berkepala buaya masih disimpan di dalam gubuk milik Sulton (59). Ikan aneh ini menjadi tontonan warga.

Di tempat itu juga disediakan kotak amal untuk perbaikan jalan dan jembatan. Ahmad Qosim (33), salah satu warga mengatakan jika dirinya penasaran dan ingin melihat ikan berkepala buaya tersebut.

"Pada mulanya saya sempat tak percaya, tapi setelah saya lihat sendiri ternyata memang ikan itu sangat aneh," ujar Qosim yang datang bersama istrinya.

Sabtu, 07 November 2009

Mengenal Stres pada Anak

Ditulis oleh: Elsar D.Hayer, B.A., Certified Family
Therapist
Apa itu stres?
Stres
adalah tekanan yang menuntut seseorang untuk menyesuaikan diri dengan
kondisi yang menurut persepsinya ideal di saat tertentu atau kondisi yang
berbeda dengan harapannya.
Contoh: Orangtua meninggal, masuk ke lingkungan baru,
putus pacaran, mulai pacaran, menyelesaikan laporan yang dikejar batas
waktu, kerjaan yang menumpuk, dan lain-lain.
Efek stress: membuat seseorang lebih sensitive, lebih
rapuh dan labil (misalnya menjadi mudah marah, panic, gugup).

Sumber Stres
Eksternal – Tuntutan keluarga, lingkungan, teman, pekerjaan, sekolah
Internal – Keinginan, perasaan dan sikap individu dalam
menghadapi tuntutan dari luar

Strategi mengatasi stress

Banyak ahli percaya ada beberapa cara yang ampuh untuk
membantu anak dalam mengatasi stress. Stres yang menyerang anak biasanya
menyebabkan anak menjadi mudah marah atau emosional dan frustasi. Hal ini
cenderung menyebabkan berubahnya perilaku, temperamen dan sikap anak.

Bagaimana Mengatasi Stres?
• Fokus pada masalah.
• Mengurangi tuntutan eksternal.
Dapat digunakan bila kita mampu mengendalikan situasinya atau
masalahnya.
• Fokus pada perasaan.
• Mengontrol dan
mengubah keinginan, perasaan dan sikap yang timbul karena adanya tuntutan
dan meningkatkan kemampuan menghadapi stress. Dapat dilakukan bila kita
kurang dapat mengendalikan situasi.

“Mengontrol dan
mengubah keinginan, perasaan dan sikap yang timbul karena adanya tuntutan
dan meningkatkan kemampuan menghadapi stress.”

Strategi Pikiran
Cara menghadapi stress
menggunakan pikiran kita, antara lain:

“Reframing”
Fokus pikiran pada apa yang kita
inginkan, bukan pada apa yang seharusnya. Pikiran dihubungkan dengan
tujuan kita.
• Menghitung Sampai 10
Menguntungkan kita untuk mengontrol dan berpikir kembali tentang situasi
atau strategi yang lebih baik.
• Pikirkan kembali
Apakah memang ini masalah atau bukan, apakah orang lain melihatnya sama
seperti kita?
• Imagery / visualisasi
Bayangkan diri anda dalam keadaan yang menyenangkan. Atau jadika mental
snap shots akan hal-hal kecil yang indah (langit biru, deburan
ombak,rumput hijau, dan lain-lain) sebagai pusat konsentrasi anda saat
merelaksasi pikiran.
• Menantang pikiran
negative
Berhenti berpikir negative tentang situasi atau diri
kita, misalnya mengharapkan kegagalan, merasa tidak mampu, dan sebagainya.
Kita harus sadar akan pikiran negative lalu mengganti dengan pernyataan
positif atau setidaknya menantang dengan pikiran rasionalnya.
• Bicara positif dengan diri sendiri
Penggunaan
bahasa dan pernyataan positif kepada diri kita dapat berguna untuk
membangun kepercayaan diri dan menantang pikiran negative. Berguna jika
realistic dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan kita.
• Mengurangi ketidakpastian
Cari informasi yang
dibutuhkan untuk mengurangi ketidakpastian. Situasi yang mengandung
terlalu banyak arti dapat menimbulkan stress.
• Analisa
untung rugi
Apa penting kalau saya kesal karena hal itu?

Strategi Perilaku
Cara menghadapi
stress dengan melakukan sesuatu, antara lain:
• Latihan
fisik untuk mengurangi stress.
• Relaksasi.
• Olah napas.
• Senyum dan tertawa.
• Manajemen waktu.
• Dukungan dari lingkungan
social.
• Cari pertolongan.
Ikuti kuis untuk mengetahui apakah anak Anda sedang
stres. Read More

KE KENTALAN DARAH DALAM TUBUH, MENGAPA TERJADI???

"Mengapa harus minum air
putih banyak-banyak. .?"
Sebenarnya jawabannya cukup "mengerikan" tetapi
karena sebuah
pertanyaan jujur harus dijawab dengan jujur, maka topik
tersebut bisa dijelaskan sbb:

Kira-kira 80% tubuh manusia terdiri dari
air.

Malah ada beberapa bagian tubuh kita
yang memiliki kadar air di
atas 80%.Dua
organ paling penting dengan kadar air di atas 80% adalah
:
Otak dan Darah.
!!

Otak memiliki komponen air sebanyak 90%,
Sementara darah
memiliki Komponen air 95%.

Jatah minum manusia normal
sedikitnya
adalah 2 liter sehari atau 8 gelas sehari.

Jumlah di atas harus
ditambah bila anda seorang perokok.

Air sebanyak itu diperlukan
untuk
mengganti cairan yang keluar dari tubuh
kita lewat air seni,
keringat,
pernapasan, dan sekresi.
Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi
kurang dari 2
liter sehari...?

Tentu tubuh akan
menyeimbangkan diri. Caranya...?
Dengan jalan "menyedot" air
dari
komponen tubuh sendiri.Dari otak...?

Belum sampai
segitunya
(wihh...bayangkan otak kering gimana jadinya...),
melainkan dari
sumber terdekat : Darah.!!

Darah yang disedot airnya akan
menjadi kental.
Akibat pengentalan darah ini, maka perjalanannya akan
kurang lancar
ketimbang yang encer.

Saat melewati ginjal (tempat
menyaring racun dari darah)
Ginjal akan bekerja extra keras menyaring
darah.
Dan karena saringan dalam ginjal halus, tidak jarang darah yang
kental bisa
menyebabkan perobekan pada glomerulus
ginjal.

Akibatnya, air seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai
bocornya saringan
ginjal. Bila dibiarkan terus menerus, anda mungkin suatu
saat harus menghabiskan 400.000 rupiah seminggu untuk cuci darah

Eh,
tadi saya sudah bicara tentang otak 'kan...?

Nah saat darah kental
mengalir lewat otak, perjalanannya agak terhambat.
Otak tidak lagi
"encer", dan karena sel-sel otak adalah yang paling boros
mengkonsumsi
makanan dan oksigen,

Lambatnya aliran darah ini bisa menyebabkan
sel-sel otak cepat
mati atau tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.

Bila ini ditambah dengan penyakit jantung
(yang juga
kerjanya tambah berat
bila darah mengental... ),maka serangan
stroke bisa
lebih lekas datang.

Sekarang tinggal anda pilih: melakukan "investasi"
dengan minum sedikitnya 8
gelas sehari- atau- "membayar bunga" lewat sakit
ginjal atau stroke.

Anda yang pilih...!

Negeri Para Bedebah

Negeri Para Bedebah
Adhie Massardi

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan

Selasa, 27 Oktober 2009

Iqra!

Oleh: Yudhistira ANM Massardi

I
Belajar

"Dewasa ini, kaum muslim terpangkas dari tradisi intelektual mereka, dan, konsekuensinya, kaum muslim kehilangan etos pengetahuan maupun landasan moral dan intelektual mereka." Padahal, "Pesan Islam dimulai dengan sebuah buku (Al-Qur´an): sebuah buku yang mengandung visi moral dan kebaikan yang luar biasa."

Itulah gugatan sekaligus tangis Khaled Abou El Fadl yang diungkapkannya dengan getir dalam Musyawarah Buku (2001).
Harus diakui, setelah mengalami zaman keemasan, terutama sepanjang abad ke-8 hingga abad ke-13, peradaban Islam mengalami kemerosotan luar biasa. Kehancurannya secara fisik ditandai dengan pembantaian manusia dan penghancuran buku-buku oleh Hulagu dan bala tentara Mongolnya yang membinasakan Baghdad pada 1258. Sesudah itu, umat Islam terbenam dalam kegelapan akibat kebodohan, fanatisme, dan perang saudara. Kondisi itu, berlangsung hingga sekarang.
Sementara itu, bangsa-bangsa di Barat, dalam semangat membebaskan diri dari kegelapan, mencari segala macam ilmu (kimia, fisika, filsafat, biologi, kedokteran, geografi, hukum, astronomi, matematika) ke dunia Islam. Mereka menyerap ilmu yang dikembangkan oleh para "raksasa ilmu": Jabir bin Hayyan, Ibnu Al-Haytsam, Al Kindi, Ad-Damiri, Zakariyya Ar-Razi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu Majid, Al-Farghani, Al-Khawarizmi dan banyak lagi. Dan mereka berhasil: menguasai dunia, hingga sekarang.

*

Belajar adalah perintah Tuhan bagi umat manusia. Itulah wahyu pertama yang diberikan kepada Muhammad di Gua Hira: "Iqra´, Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menyiptakan. Dia telah menyiptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. " (QS 96. Al-'Alaq, Segumpal Darah). Dalam sejumlah hadist, Nabi Muhammad saw kemudian menjelaskan betapa indah dan mulianya apabila manusia mau menuntut ilmu.
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim."
"Tidak pantas bagi orang bodoh mendiamkan kebodohannya. "
"Ilmu itu laksana lemari (yang tertutup rapat) dan kunci pembukanya adalah pertanyaan. Oleh sebab itu, bertanyalah kalian, karena sesungguhnya dalam tanya-jawab diturunkan empat macam pahala, yakni: untuk yang bertanya, untuk orang berilmu (yang menjawab pertanyaan), untuk para pendengar, dan untuk orang yang menyintai mereka."
Bukan cuma itu. Nabi juga memberikan jaminan:
"Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mempermudah baginya suatu jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena ridhonya dengan apa yang mereka perbuat.
Sesungguhnya orang yang berilmu itu dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit dan yang ada di bumi, termasuk ikan dalam air. Dan kelebihan orang berilmu dari orang yang beribadah (tanpa ilmu) itu adalah bagaikan kelebihan bulan dari seluruh bintang yang lain."
Nabi pun memberikan janji yang teramat indah:
"Barangsiapa yang kedatangan maut saat menuntut ilmu, maka ia akan betemu dengan Allah. Dan tiadalah batas antara dia dengan para nabi, melainkan hanya derajat kenabian."
*

Tetapi, Nabi juga memberikan peringatan:
"Barangsiapa mencari ilmu bertujuan untuk membanggakan diri di hadapan para ulama, atau mendebat orang-orang bodoh, atau mencari perhatian manusia, dan mencari kedudukan, maka kelak dia berada di neraka."
Jangan biarkan usia, detik, dan hidup kita berlalu tanpa upaya belajar.

*

II
Anak

"Sekarang ini, di mana pun di dunia ini, tak ada orang dewasa yang mengetahui apa yang diketahui anak-anak." -- Margaret Mead (1901-1978), antropolog.

Bapak, Ibu, lepaskanlah anak-anak panah itu dari busurmu, biarkan mereka melesat, ke arah kiblat. Maka, seperti kata Gibran, selesailah tugasmu. Tidak lebih. Tidak kurang. Jika lebih, mereka akan jadi sumber fitnah, atau berhala -- menduakan yang Esa. Jika kurang, anak bisa jadi bencana, bagi keluarga dan masyarakat. Maka, jangan ambil apa yang bukan bagianmu -- yang sudah jadi ketetapan Tuhan. Maka, jangan tinggalkan apa yang menjadi tugasmu: beranak-pinak, melanjutkan fitrah khalifah, dan mensyukuri nikmat Allah.

*
Menurut peta genetik, setiap manusia, antara lain, memiliki Kromosom 6 (Kecerdasan) dan Kromosom 7 (Naluri), di samping 20 kromosom lainnya. Tingkat kecerdasan anak lebih dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi semasa ia dalam kandungan. Pengaruh itu tiga kali lebih besar dibandingkan dengan apa pun yang dilakukan oleh orangtuanya setelah anak itu lahir.
Adapun naluri, adalah instrumen yang menjadi tumpuan utama bagi lahirnya peradaban manusia. Penelitian Noam Chomsky dan Steven Pinker membuktikan: peranan naluri yang paling menakjubkan adalah dalam hal kemampuan berbahasa bagi manusia. Selain itu, hubungan cinta romantis dan keyakinan religius lebih dipengaruhi oleh naluri ketimbang oleh tradisi.

*
Anak-anak memang harus diajari iqra, membaca dan menulis, agar berilmu, mencapai kemuliaan, dan beroleh sayap malaikat. Tetapi, sekolah dan pendidikan adalah dua hal yang berbeda. Seperti kata filsuf dan pendidik dari Amerika, John Dewey (1859-1952), "Sekolah, pertama-tama, adalah institusi sosial." Dan pendidikan? "Pendidikan, adalah proses dari kehidupan, dan bukan persiapan untuk kehidupan di masa depan."
Itulah kurikulum yang diberikan oleh Kepala Sekolah di Tomoe Gakuen, untuk murid yang paling berbahagia: Totto-chan. Para orangtua dan guru, bacalah buku karya Tetsuko Kuroyanagi itu. Biarkan kehidupan berproses secara alamiah. Biarkan anak-anak bermain sambil belajar, dan belajar sambil bermain. Dan, kalau mereka dewasa nanti, ikuti hadis Nabi: ajari mereka berkuda, dan memanah.
*
Biarkan anak-anak menjadi dirinya sendiri, dan bukan menjadi apa yang diinginkan kedua orangtuanya. Filsuf Prancis, Jean Jacques Rousseau (1712-1778) menyatakan, "Manusia dilahirkan bebas, dan di mana-mana ia terbelenggu. " Maka, para orangtua yang ingin dan memaksa anaknya menjadi "ini" dan "itu" -- dan bukan menjadi dirinya sendiri -- mungkin tak menyadari bahwa ia sesungguhnya telah memborgol makhluk titipan Tuhan itu.

*

III
Makna

Sekitar 11 abad sebelum kenabian Muhammad saw, Aristoteles, filsuf besar Yunani terakhir dan paling bepengaruh - setelah Socrates dan Plato -- lahir di Stagyra, Thrace pada 384 SM. Guru Aleksander Agung - di sekolah Lyceum yang didirikannya - itu, telah membuka lebar-lebar "lemari ilmu" dengan kunci-kunci pertanyaan yang lebih dalam.

Ia melakukan iqra tidak hanya secara spiritual dan asumtif. Dalam membaca rahasia alam, ia melakukan penelitian dengan pembuktian empiris - sebuah metode dasar bagi kajian ilmiah. Ia membedah sekitar 500 binatang laut, mempelajari anatomi, ciri, tanda, sifat dan habitatnya secara rinci. Ia membuat klasifikasi, yang membedakan yang satu dengan yang lain.

"Bapak Empirisisme" sekaligus "Bapak Klasifikasi" itu menyatakan, dasar dari semua argumen adalah silogisme: Logika merupakan alat untuk mempertajam pencarian pengetahuan. Kemudian, logika membawanya pada penelitian struktur bahasa. Ia membedakan antara pengetahuan mengenai arti kata-kata dan pengetahuan mengenai pertimbangan yang disusun dengan menggunakan kata-kata itu.

Aristoteles menyimpulkan sepuluh pokok yang bersifat umum dan berbeda-beda (dalam pembicaraan) : Kategori-kategori yang ditetapkannya ini memiliki arti kata-kata dalam dirinya sendiri: Substansi, Kualitas, Kuantitas, Relasi, Tempat, Waktu, Posisi, Keadaan, Aksi, Afeksi.

Secara ringkas bisa dikatakan, semua itu dilakukan Aristoteles untuk mencari satu hal: makna. Makna jagat raya bagi manusia, makna manusia bagi alam semesta, dan makna manusia bagi seluruh kehidupan yang berlangsung di sekitarnya.

Empirisisme, klasifikasi, silogisme, kategorisasi, itulah rangkaian langkah yang dilakukan Aristoteles dalam proses mencari kebenaran, menuju kebermaknaan. Baginya - sambil mengritik gurunya, Plato -- "menjadi" lebih bermakna dari hanya sekadar "ada." Atau, dalam ungkapan sang "Bapak Filsafat Modern" Rene Descartes (1596-1650), kebermaknaan diri dan eksistensi manusia ditentukan oleh ide-idenya: "Cogito ergo sum (Aku berpikir, maka aku ada)."

*
Seperti yang dibuktikan oleh Aristoteles dan Chomsky, bahasa adalah kunci penting bagi penentuan kualitas kemanusiaan. Sehingga, setiap bentuk komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat utamanya, harus terstruktur dengan baik, logis, dan benar. Jika itu terabaikan, maka komunikasi akan kehilangan fungsinya sebagai jembatan penghubung, dan gagal menyampaikan makna. Kita memiliki ungkapan yang indah dan penuh makna: "Bahasa menunjukkan bangsa." Itu artinya, tanpa bahasa, tak ada bangsa. Tanpa makna, kemanusiaan tidak bermutu.

IV
Sentra

Metode Sentra yang dikembangkan oleh Pamela Phelps di Florida, dan secara kreatif diadaptasi Ibu Wismiarti dan diterapkan di Sekolah Al-Falah di Jakarta sejak 13 tahun lalu, adalah metode yang, melalui tujuh lingkaran sentra, secara ajeg dan berkesinambungan, membangun kesadaran kebermaknaan pada anak. Sejak usia dini, anak, antara lain, diajak melakukan -- seperti Aristoteles - klasifikasi, dengan memahami warna, bentuk, ukuran, ciri, tanda, sifat dan habitat setiap makhluk hidup dan benda-benda.

Menurut hemat saya, hanya dengan itu, dengan kesadaran pada kebermaknaan, dengan melakukan metode pencarian a la Aristoteles - artinya, kita mundur 25 abad! -- kita bisa memperbaiki kualitas dan eksistensi kita sebagai insan kamil. Mencapai kondisi, sebagaimana dikatakan Nabi Muhammad saw: keindahan dan kemuliaan sebagai manusia.

Untuk itu, ideologi, filosofi, paradigma dan sistem pendidikan kita yang terlalu lama menimbulkan keluh-kesah dan kritik dari berbagai kalangan, karena tidak tentu arahnya, harus segera diubah. Sebab, mengutip pakar pendidikan Prof. Winarno Surakhmad, pendidikan nasional kita hanya menggiring bangsa Indonesia pada "tragedi nasional." Padahal, sebagaimana ditulis dalam bukunya yang baru terbit, Pendidikan Nasional, Strategi dan Tragedi dan diulas oleh Darmaningtyas di Kompas (18/10): "Pendidikan adalah potensi pembuat cetak biru masa depan yang dikehendaki dan direncanakan, bukan sekadar masa depan yang kebetulan dan tiba-tiba menyerbu. Pendidikan hari ini harus mampu mengembangkan segala potensi untuk generasi sekarang, tetapi tetap memungkinkan generasi berikutnya untuk lebih lanjut membangun masa depan mereka. Pendidikan hari ini adalah usaha membangun masa depan."

Darmaningtyas - anggota Majelis Luhur Taman Siswa di Yogyakarta - menggambarkan: "Pak Win selalu menekankan pentingnya pendidikan yang bermakna daripada bermutu. Sebagai contoh, kemampuan berbahasa Inggris secara fasih itu mencerminkan mutu pendidikan. Akan tetapi, kemampuan itu belum tentu bermakna bila setiap hari anak itu berkomunikasi dengan bahasa daerah."

"Pada pemandangan lain, guru yang seharusnya menjadi ujung tombak perbaikan sistem juga tidak dapat diharapkan banyak. Mayoritas guru masih terhalang berkarya untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas, terpasung dalam lingkungan kerja yang berbasis konvensional, masih diatur oleh birokrasi dengan paradigma status quo, serta masih terombang-ambing dalam gejolak yang tidak menentu. Wajar bila Pak Win pesimistis jika guru dapat diharapkan memanusiakan, membudayakan, dan mengindonesiakan anak bangsa, kalau guru pun tidak pernah menikmati diperlakukan demikian."

Maka, sekali lagi, menurut hemat saya, kunci bagi perbaikan dunia pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah: ubah paradigma pendidikan, sekarang juga!

Semua perubahan itu, hanya bisa dan harus dimulai dari sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang tidak menganggap murid sebagai peserta didik pasif, patuh dan pengekor. Ubah paradigma yang memerosotkan fitrah manusia itu dengan paradigma baru: yang menempatkan murid sebagai tokoh utama, aktif, pionir, pencari ilmu, pencari makna dan jatidiri.

Harus dibangun sistem pendidikan yang benar (menjaga dan meningkatkan kualitas manusia sebagai ciptaan yang memiliki segenap fitrah Allah); tepat (memotivasi dan membangun seluruh potensi anak didik - otak kiri dan otak kanan serta seluruh fungsi motoriknya -- sesuai dengan tahap usia perkembangan anak; tanpa menyuruh, melarang dan menghukum); dan terpadu (dengan keterlibatan penuh dan kerjasama antara anak-orangtua- guru-lingkungan) .

Hanya dengan sistem pendidikan seperti itu, kita bisa melahirkan generasi baru Indonesia yang maju, bermartabat, berdaulat, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, berani, dan kreatif.

Perintah pertama Tuhan kepada Nabi Muhammad Saw, "Iqra!" adalah perintah untuk melaksanakan pendidikan. Karena, pendidikan adalah pintu bagi peradaban. Dan peradaban adalah penentu kualitas kebudayaan sebuah bangsa. Penentu kualitas umat manusia.[]

*Makalah untuk Konferensi Pendidikan & Lokakarya: "Learning with Meaning" di Hotel LeMeridien Jakarta, 23-25 Oktober 2009

Banyak Guru Tak Pantas Jadi Guru

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/10/24/ 04173953/ banyak.guru. tak.pantas. jadi.guru

Jakarta, Kompas - Dari sekitar 2,8 juta guru berbagai jenjang pendidikan, banyak yang sebenarnya tidak layak menjadi guru profesional. Ketidaklayakan ini antara lain karena tingkat pendidikan guru yang tidak memenuhi syarat serta belum memiliki sertifikat pendidik.

Guru yang tidak layak ini sebagian besar justru guru di tingkat taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD). Di TK, berdasarkan data pendidikan nasional Depdiknas 2007/2008, sekitar 88 persen tak layak serta di tingkat SD sekitar 77,85 persen yang tak layak jadi guru.

Di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) sekitar 28,33 persen guru yang tak layak mengajar, di sekolah menengah atas (SMA) sekitar 15,25 persen, serta di sekolah menengah kejuruan (SMK) sekitar 23,04 persen.

Ketidaklayakan guru itu sebagian besar karena tidak memenuhi kualifikasi pendidikan minimum D-IV atau strata 1 yang kini dipersyarakatkan pemerintah. Guru yang mengajar di TK dan SMP umumnya berpendidikan SMA hingga diploma.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo di Jakarta, Jumat (23/10), mengatakan, meningkatkan mutu guru tidak bisa ditawar lagi. Peningkatan itu juga mesti seiring dengan peningkatan kesejahteraan guru.

"Harus ada keberpihakan semua pihak untuk menjadikan guru Indonesia bermartabat dan profesional. Harus diatur supaya gaji guru layak, minimal bisa sama dengan upah minimum di daerah," ujar Sulistiyo.

Praktisi pendidikan Arief Rachman mengatakan, guru harus mampu melayani siswa dalam keragamannya sehingga potensi siswa bisa berkembang. Guru juga mesti berkreasi menciptakan sistem pembelajaran yang menyenangkan.

Secara terpisah, Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Idham Samawi mengatakan, Bantul merupakan kabupaten terbanyak yang memiliki guru pascasarjana. Dari sekitar 4.500 guru yang mengajar di semua sekolah di Bantul, 158 orang di antaranya mengantongi ijazah pascasarjana. Sebagian besar adalah pengajar di tingkat SMA dan SMK. "Jumlah guru bergelar master tersebut terbanyak se-Indonesia, " kata Samawi. (ELN/ENY)

Senin, 19 Oktober 2009

Lipsus - MALPRAKTIK PUN TERJADI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Jakarta, 18/10 (ANTARA) - Tindak kekerasan baik secara mental maupun fisik yang populer dengan istilah bullying terhadap siswa yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, kakak kelas atau sesama teman di lingkungan sekolah dapat dikategorikan sebagai malpraktik dalam dunia pendidikan.

Bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya.

Akibat dari adanya perilaku bullying ini, maka sekolah bukan lagi menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak dalam mencari ilmu tetapi telah menjadi sebuah tempat yang menciptakan rasa takut bahkan menimbulkan trauma psikis.

Tindakan yang dapat dikategorikan bullying di sekolah menurut salah seorang guru SD Global Jaya Internasional Bintaro, Agus Purnomo paling banyak terjadi adalah memanggil siswa dengan sebutan negatif.

"Hubungannya dengan fisik, atau merendahkan mental siswa dengan maksud memberi motivasi. Kedua paling banyak yaitu membiarkan siswa ditertawakan atau dilecehkan di depan siswa tersebut, ini terjadi saat siswa bertanya hal yang baru atau yang menurut orang lain "unik". Akibatnya siswa merasa tidak aman secara fisik, emosional dan intelektual" , ujar Agus.

Sebagai seorang guru, Agus menyadari, banyak koleganya sesama guru yang secara sadar atau tidak sadar sudah mempermalukan siswa di dalam kelas dengan cara memarahi, menghardik, mengancam, memberikan hukuman fisik sehingga memunculkan perasaan tidak aman dan nyaman dalam diri siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar di kelas.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Pratista Indonesia Netti Lesmanawati yang melakukan penelitian dengan random sampling pada 150 anak SD, SLTP dan SLTA di dua kecamatan di Kota Bogor menunjukkan bahwa perlakuan kekerasan terhadap para siswa itu umumnya adalah dicolek pipi, digoda dengan kata-kata jorok, dipukul, ditonjok, ditampar dan ditendang serta dihina, diejek dan diberi julukan negatif.

Sayangnya, masih banyak guru di sejumlah sekolah di Indonesia yang beranggapan bahwa bullying sebagai hal biasa dalam kehidupan anak usia taman kanak-kanak hingga remaja.

Di dunia pendidikan, kasus malapraktik pun banyak ditemukan terutama pada kelas pemula di jenjang pendidikan sekolah dasar (SD), yakni kelas 1, 2 dan 3.

"Kita sudah dengar banyaknya kasus bullying atau berupa tindakan yang membuat seseorang merasa teraniaya yang dapat dilakukan antara lain oleh guru kepada siswanya di lingkungan sekolah sehingga siswa merasa terancam, ketakutan dan sebagainya sehingga tindakan guru tersebut dapat dikategorikan sebagai mal praktik," ujar Kepala Sub Direktorat Program Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas, Abi Sujak.

Efeknya, siswa malas belajar, menjadi pasif, dan takut terhadap jenis mata pelajaran tertentu, serta prestasi siswa tidak optimal, ini bisa jadi indikasi malapraktik.

" Padahal, saat di TK siswa-siswa itu kreatif," katanya.

Menurut Abi, indikasi demikian banyak ditemukan pada anak didik. Namun tidak banyak guru yang menyadari bahwa apa yang terjadi pada siswa tersebut sebenarnya merupakan bentuk malapraktik pendidikan.

Malapraktik ini, lanjut dia, terjadi akibat beberapa hal, di antaranya guru kurang memahami latar belakang dan bakat siswa serta perbedaan budaya antara guru dengan lingkungan sekolah.

"Terindentifikasi kasus-kasus mal praktik dalam dunia pendidikan, misalnya anak yang takut pada mata pelajaran matematika, berhitunng ada pula anak merasa takut dengan pelajaran bahasa. Program ini mengajarkan guru untuk mampu menanamkan "mimpi" dan memahami keinginan peserta didik bukan kemauan guru," katanya.

Sementara Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Magdalena Sitorus mengatakan rekap data KPAI melalui hotline service dan pengaduan mengenai kekerasan terhadap anak di sekolah pada 2007 menunjukkan ada 555 kasus kekerasan terhadap anak, 11,8 persen di antaranya dilakukan oleh guru.

"Tahun 2008 ada 86 kasus kekerasan terhadap anak dan 39 persen dilakukan oleh guru. Oleh karena itu masalah bullying atau "ngerjain" yang sudah mengarah ke kriminal ini harus dicegah. Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Depdiknas dapat mengeluarkan suatu kebijakan nasional agar pihak sekolah mengatasi bullying ini untuk melindungi anak-anak dan mereka bisa belajar tanpa rasa takut," ujar Magdalena.

Anak-anak berharap tumbuhnya kesadaran akan dampak negatif dari tindak bullying dan kekerasan di sekolah. Keterlibatan guru, siswa, orang tua dan pihak-pihak terkait di masyarakat sangatlah penting dalam membuat perubahan.

Program induksi

Untuk menyelamatkan siswa dari malapraktik ini, Depdiknas bakal menerapkan program induksi bagi guru pemula. Program induksi adalah semacam orientasi bagi guru pemula untuk mengenal dan memahami tugas-tugasnya sebagai pendidik, dengan mengedepankan pengenalan lingkungan dan siswa yang akan dihadapi.

Program yang akan diterapkan selama setahun tersebut melibatkan kepala sekolah maupun guru senior untuk menjadi mentor saat guru pemula melakukan tugas pengajaran di kelas.

?Jika dalam evaluasi ternyata guru yang bersangkutan tidak layak mengajar, maka ia tidak bisa dipaksakan menjadi guru. Ia bisa saja dialihkan ke tugas lain seperti administrasi atau petugas perpustakaan, ? katanya.

Program induksi ini pada tahap awal hanya diberlakukan pada guru-guru pemula dengan pertimbangannya umumnya guru pemula belum banyak mengenal lapangan. Depdiknas sendiri sudah menerapkan program ini pada enam kabupaten percontohan yakni Sumedang, Bantul, Pasuruan, Padang, Banjarbaru, dan Minahasa Utara.

Dengan program tersebut, seleksi menjadi guru baru ke depan akan lebih diperketat seiring dengan banyaknya kasus-kasus malpraktik yang dilakukan oleh guru akibat rendahnya kemampuan guru melakukan penyesuaian diri pada lingkungan sekolah.

Ia mengharapkan, guru baru sebelum terjun langsung mengajar di kelas harus melewati proses penyesuaian selama satu tahun sehingga guru harus benar-benar siap dan profesional.

"Guru merupakan profesi sehingga dalam melaksanakan tugasnya harus profesional. Untuk itu, sudah disiapkan sejumlah pendekatan bagi guru pemula untuk seleksi di seluruh Indonesia yang akan melibatkan para stakeholder, yakni kepala daerah, dinas pendidikan, sekolah dan sebagainya," katanya.

Sementara itu, Konsultan Program Induksi dari LPTK UNJ, Edi Rachmat mengatakan, program induksi akan diimplementasikan utamanya kepada guru pemula yang jumlahnya mencapai sekitar satu juta guru dalam 15 tahun ke depan.

"Dalam tiga tahun yang akan datang sebanyak 222.343 guru akan pensiun, dalam 10 tahun ke depan sebanyak 470 guru dan pada tahun 2015 sebanyak 890 ribu guru, " kata Edi.

Ia mengatakan, kesempatan untuk meningkatkan kualitas guru bisa dimulai secepatnya dengan memberikan bekal yang memadai untuk mengajar di depan kelas sehingga siswa yang dihasilkan juga berkualitas.

Lebih lanjut Abi Sujak mengatakan, program induksi bagi guru pemula dimaksud pula untuk memperbaiki kondisi siswa karena dari sebuah hasil penelitian anak-anak di masa prasekolah bisa berperilaku ceria tetapi setelah masuk ke SD di awal-awal kelas menjadi pasif dan penakut.

Abi Sujak berharap program induksi tersebut sudah dapat diimplementasi mulai tahun 2010 setelah disiapkan payung hukum serta kesiapan tenaga pelaksana.

Sementara itu, dari data Depdiknas untuk tiga tahun ke depan bakal ada ribuan guru pemula. Menurut Edy Rahmat Widodo, dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), pada 2012 nanti terdapat 222 ribu guru yang pensiun, lalu 10 tahun ke depan 470 ribu guru pensiun, dan 15 tahun ke depan 890 ribu guru pensiun.

(T.Z003/ /B/A011)

(T.Z003/B/A011/ A011) 18-10-2009 15:59:32


Lipsus - GURU BARU BERSIAP-SIAPLAH JALANI PROGRAM INDUKSI

Jakarta, 18/10 (ANTARA) - Seleksi menjadi guru baru ke depan akan lebih diperketat seiring dengan banyaknya kasus malpraktik yang dilakukan oleh guru akibat rendahnya kemampuan guru melakukan penyesuaian diri pada lingkungan sekolah.

"Kita sudah dengar banyaknya kasus bullying atau berupa tindakan yang membuat seseorang merasa teraniaya yang dapat dilakukan antara lain oleh guru kepada siswanya di lingkungan sekolah sehingga siswa merasa terancam, ketakutan dan sebagainya sehingga tindakan guru tersebut dapat dikategorikan sebagai malpraktik," kata Kepala Subdit Program Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, Abi Sujak.

Serangkaian kasus malpraktik oleh guru kepada siswa nyaris menjadi persoalan rutin yang mewarnai proses belajar mengajar di sekolah meski dalam kadar yang bervariasi mulai dari tindakan ringan seperti penggunaan istilah atau panggilan yang berkonotasi negatif sampai pada bentuk tindak kekerasan seperti memukul, menendang atau hukum jemur.

Namun demikian pengamat dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof Dr Said Hamid Hasan berpendapat bentuk malpraktik dalam dunia pendidikan harus diakui, bahwa kerugian atau dampak negatif bagi penerima layanan pendidikan lebih sulit dikenali/ diukur dibandingkan profesi lain seperti dokter atau insinyur.

"Dampak negatif dalam dunia pendidikan seringkali tidak seketika atau langsung bisa dilihat orang lain atau dirasakan yang bersangkutan dan seringkali terasakan pada waktu lama setelah suatu kejadian malpraktik terjadi," ungkapnya.

Prof Hamid Hasan yang juga Guru Besar UPI mengatakan terdapat tiga kategori tindakan malpraktik dalam dunia pendidikan.

Yang pertama, pelaksanaan tugas oleh seseorang yang tidak sesuai dengan latar belakang yang dipersyaratkan oleh peraturan tentang profesi guru.

Dalam kategori ini, menurut dia banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan persyaratan yang seharusnya ketika yang bersangkutan diangkat. Malpraktik dalam kategori ini bisa dilakukan oleh pemerintah, yayasan, sekolah negeri atau pun swasta. Ketika pemerintah/yayasan/ sekolah/madrasah menugaskan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan profesi guru padahal pemerintah/ yayasan/ sekolah/madrasah tersebut tahu dan sadar bahwa hal itu merupakan suatu pelanggaran persyaratan profesional untuk seseorang diangkat dalam jabatan guru.

Kategori kedua, malpraktik dalam dunia pendidikan terjadi ketika seseorang yang memang memiliki latar belakang pendidikan guru tetapi dia melaksanakan tugas yang tidak sesuai dengan kualifikasinya. Katakan seorang guru bahasa Indonesia mengajar matematika atau mata pelajaran lain.

"Setiap guru yang berpendidikan sebagai guru untuk jenjang pendidikan itu tetapi mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan kewenangannya melakukan malpraktik. Yang bersangkutan mungkin saja dapat melakukan transfer pengetahuan dari apa yang dibacanya tetapi dengan demikian dia bukan guru yang berdasarkan UU Guru dan Dosen adalah seorang pendidik. Dia hanyalah seorang pengajar/ instruktur karena itu dia dapat ?teach what she/he knows?, ujarnya.

Padahal, berdasarkan kompetensi yang dipersyaratkan oleh UU Guru dan Dosen seorang guru harus lah pendidik dan sebagai pendidik maka

"she/he can educate what she/he is".

Kategori ketiga. malpraktik dalam dunia pendidikan adalah guru yang memang memiliki kewenangan sebagai guru tetapi melakukan suatu tindakan profesi yang salah seperti bullying, memberi penjelasan yang menyesatkan, melakukan diskriminasi terhadap peserta didik karena latar belakang sosial-ekonomi- psikologi- agama-etnis- gender, menilai prestasi belajar peserta didik salah dan mengambil keputusan/tindaan salah.

Bentuk lain memungut uang dari peserta didik dengan alasan apa pun, memberikan keuntungan atau pun kerugian karena preferensi pribadi terhadap salah seorang atau sekumpulan peserta didik.

Dalam kategori ini, apabila perbuatan itu dilakukan oleh guru berulang kali dan menimbulkan ketidaknyamanan dan ketidakpercayaan dari peserta didik maka guru itu telah melakukan malpraktik, ujarnya.

Secara teori tindakan malpraktik oleh guru utamanya dalam bentuk tindakan kekerasan yang masuk dalam kategori bullying tidak dapat dibenarkan apalagi dalam kapasitas sebagai seorang pendidik.

"Kita sebenarnya tidak tahu berapa banyak guru yang melakukan

"bullying" dan apakah cukup kuat untuk menyimpulkan hanya karena sejumlah kasus tindakan kekerasan guru terhadap murid," katanya sambil menyatakan keyakinan bila praktik yang mengarah kepada

"bullying" terjadi sejak masa dulu karena pihaknya pun memiliki pengalaman dengan guru yang demikian.

Jadi, kalau ada yang menyatakan bahwa banyak guru yang melakukan "bullying" sebaiknya dibuktikan dengan angka yang benar-benar valid. Kalau tidak maka itu adalah bentuk ancaman terhadap guru yang selalu disudutkan sebagai fihak yang "salah" dan "kurang" padahal guru berada dalam keadaan demikian disebabkan antara lain oleh lingkungan dan suasana kerja guru yang tidak mendukung pengembangan profesional dan sebagian lagi disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak utuh dan tidak berdasarkan visi yang benar mengenai guru dan profesi guru, tambahnya.

Tindakan malpraktik dalam bentuk bullying oleh oknum guru yang banyak diberitakan melalui media massa memberikan kesan menyamaratakan seolah-olah guru zaman kini adalah guru ringan tangan dalam pengerian negatif.

Padahal menurut Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof Bejo Suyanto tindakan malpraktik harus ditelusuri secara jelas sehingga tidak menyudutkan profesi guru.

"Guru dari lulusan mana? Banyak perguruan tinggi secara ketat mempersiapkan calon guru sehingga akibat ketatnya proses pematangan calon guru, maka setiap tahunnya hanya sedikit lulusan sarjana pendidikan guru yang dihasilkan," ungkapnya.

Namun Rektor UNJ ini pun mengakui, banyak pula perguruan tinggi yang cenderung bersikap "asal-asalan" , dalam meluluskan sarjana pendidikan guru tanpa memperhatikan syarat-syarat dan kompetensi yang harus dimiliki calon sarjana sebelum menjadi guru.

Pendidikan guru Kasus malpraktik guru kepada murid dalam proses belajar mengajar ditengarai sebagai akibat lemahnya pembekalan ilmu sejak di bangku perguruan tinggi bagi mahasiswa jurusan ilmu pendidikan. Guru-guru tamatan IKIP dianggap kurang menguasai materi pelajaran sehingga pemerintah membuat kebijakan untuk mengembangkan pendidikan guru agar penguasaan materi pelajaran ditambah.

Bahkan dibuat proyek di beberapa perguruan tinggi non LPTK agar guru yang dihasilkan betul-betul hebat dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi proyek menunjukkan bahwa hal tersebut tidak dapat dipertanggungjawabk an karena hasilnya tidak sebagaimana yang dihipotesiskan.

Proyek dibubarkan dan kemudian muncul pula dugaan atau persepsi bahwa guru tidak menguasai bidang keguruannya. Dibuat lagi proyek yang demikian.

Menurut Prof Hamid, asumsi yang salah itu adalah kalau ada praktik salah yang dilakukan guru maka kesalahan itu disebabkan oleh pendidikan awal guru. Kesalahan kedua adalah kalau guru sudah mendapat pendidikan maka performansi guru akan terus berlanjut dalam suatu garis lurus.

Kedua asumsi ini yang digunakan untuk membangun pendidikan guru dan pembinaan guru yang telah terjadi selama ini. Mungkin ada baiknya kita mulai berpikir lebih baik dan mengembangkan visi pendidikan awal guru dan pendidikan dalam jabatan serta pembinaan profesi guru secara lebih profesional dan didasarkan pada hasil kajian yang akademik.

Lebih lanjut Prof Hamid menyoroti sikap pemerintah yang dinilai sudah mengambil posisi salah mengenai pendidikan prajabatan guru dengan mengambil model "consecutive" atau "end-on" yang banyak dilakukan di Amerika Serikat padahal guru yang baik dan memiliki kemampuan tinggi banyak di negara-negara Eropa dan pendidikan guru di negara tersebut dikembangkan berdasarkan model "concurrent" .

"Siapa yang dapat mengatakan bahwa masa pengembangan keprofesian (antara lain sikap terhadap pendidikan, sikap pendidik terhadap peserta didik, kemampuan mengembangkan proses pendidikan, kristalisasi kepribadian sebagai pendidik) lebih berhasil dikembangkan dalam waktu satu tahun dengan pemadatan materi yang banyak dibandingkan dikembangkan dalam waktu empat tahun secara terjalin dan saling menguat antara materi pedagogik dengan materi bahan ajar," ujarnya.

Selama ini telah terjadi asumsi yang salah bahwa guru akan melaksanakan profesinya dengan baik dari awal karier sampai akhir masa pengabdiannya tanpa adanya program pengembangan profesi yang baik dan suasana serta lingkungan kerja yang mendukung.

Prof Hamid menyarankan untuk dilakukan peninjauan yang sangat mendasar kebijakan tentang guru baik mengenai pendidikan pra-jabatan, pendidikan dalam jabatan, dan pembinaan profesi guru. Kebijakan itu harus mencakup keseluruhan sebagai suatu sistem dan bukan parsial dan temporal.

Guru harus dibina dalam suatu sistem yang berkelanjutan agar mereka selalu siap dan berada dalam posisi terdepan untuk melaksanakan tugas profesinya.

Mengajar adalah ujung tombak dari keseluruhan pembinaan tersebut dan sebagian kecil atau maksimum setengah dari keseluruhan beban kerja profesional. Untuk bandingan negara OECD mewajibkan guru SD mengajar 803 jam setahun sedangkan guru sekolah menengah sebanyak 664 jam dalam satu tahun. Amerika Serikat sebesar 1080 jam dan sama jumlahnya dengan guru di Indonesia dalam jam tetapi dalam jumlah peserta didik yang dilayani guru jumlahnya tiga sampai empat kali jumlah peserta didik dibandingkan guru di Amerika Serikat.

Terkait dengan rencana Depdiknas menyelenggarakan program induksi bagi guru baru mulai tahun 2010, baik Prof Hamid Hasan menyatakan dukungannya.

Program induksi ditujukan bagi guru baru sebelum terjun langsung mengajar di kelas harus melewati proses penyesuaian selama satu tahun sehingga guru harus benar-benar siap dan profesional.

Program induksi bagi guru pemula dimaksud pula untuk memperbaiki kondisi siswa karena dari sebuah hasil penelitian anak-anak di masa prasekolah bisa berperilaku ceria tetapi setelah masuk ke SD di awal-awal kelas menjadi pasif dan penakut.

Menurut Prof Hamid, guru yang dipersiapkan dalam pendidikan prajabatan apa pun dan bagaimana pun tidak pernah terkait langsung dengan sekolah dan lingkungan sekolah dimana dia ditempatkan. Sedangkan suatu satuan pendidikan selalu memiliki keunikan sendiri dalam dalam tradisi, masalah, dan hal-hal yang terkait dengan karakteristik peserta didik dan masyarakat yang dilayani.

Oleh karena itu, ketika seseorang baru diangkat menjadi guru di suatu sekolah maka dapat dikatakan bahwa sekolah itu adalah sesuatu yang asing baginya. Menyatakan bahwa dia sudah sering berada di sekolah pada waktu pendidikan prajabatan dan mengatakan bahwa setiap sekolah adalah sama merupakan suatu kesalahan besar. Setiap sekolah selalu unik, tambahnya.

Tentu saja pandangan, bahwa guru akan belajar tentang sekolah tersebut secara mandiri sudah tidak bisa dipertahankan karena mengandung banyak kelemahan. Oleh karena setiap guru, apakah guru baru atau sudah berpengalaman, diangkat di suatu satuan pendidikan berhak dan berkewajiban mendapatkan sosialisasi dalam bentuk program induksi mengenai satuan pendidikan tersebut. Ini harus menjadi bagian dari sistem pengembangan pendidikan dan pembinaan profesi guru, ujarnya.

(T.Z003 /B/A011)

(T.Z003/B/A011/ A011) 18-10-2009 15:50:04

Kamis, 08 Oktober 2009

10 Perpustakaan Terbesar di Dunia

(1) Library of Congress (Perpustakaan Kongres)


Bertempat di Washington DC, USA. Didirikan pada tahun 1800. Memuat sekitar 30 juta buku, dan katanya perpustakaan ini masuk dalam film National Treasure 2.

(Library of congress is in Washington DC, USA. It was founded in 1800. This library stocks over 30 million books. Library of congress was featured in a film National Treasure 2.)

(2) National Library of China (Perpustakaan Nasional Cina)


Bertempat di Beijing, Cina.
Didirikan pada tahun 1909. Menerima stok sampai 22 jutaan buku.

(National Library of China is in Beijing, China. It was founded in 1909. This library stocks over 22 million books.)

(3) Library of the Russian Academy of Sciences (Perpustakaan Akademi Sains Rusia)


Bertempat di St. Petersburg, Rusia.
Didirikan pada tahun 1714. Terdapat sekitar 20 juta buku di perpustakaan ini.

(Library of the Russian Academy of Sciences is in St. Petersburg, Russia. It was founded in 1714. This library stocks over 20 million books.)

(4) National Library of Canada (Perpustakaan Nasional Kanada)


Ini terdapat di Ottawa, Kanada. Didirikan pada tahun 1953. Dan terdapat kurang lebih 18,8 juta buku.

(National Library of Canada is in Ottawa, Canada. It was founded in 1953. This library stocks over 18.8 million books.)

(5) German National Library (Perpustakaan Nasional Jerman)


Terdapat di Frankfurt, Jerman. Didirikan pada tahun 1990. Perpustakaan ini memuat sekitar 18,5 buku.

(German National Library is in Frankfurt, Germany. It was founded in 1990. This library stocks over 18.5 million books.)

(6) British Library (Perpustakaan Inggris)


Berlokasikan di London, Inggris. Didirikan pada tahun 1753. Dan pastinya, perpustakaan ini memuat stok buku sampai 16 juta.

(British Library is in London, England. It was founded in 1753. This library stocks over 16 million books.)

(7) Institute for Scientific Information Russian Academy of Sciences (Institut Informasi Ilmiah Akademi Sains Rusia)


Ada di Moscow, Rusia. Didirikan pada tahun 1969. Terdapat 13,5 jutaan buku di sini.

(Institute for Scientific Information Russian Academy of Sciences is in Moscow, Russia. It was founded in 1969. This library stocks over 13.5 million books.
)

(8) Harvard University Library (Perpustakaan Universitas Harvard)


Ada di Cambridge, MA, USA. Didirikan pada tahun 1638. Anda bisa menemukan sebanyak sekitar 13,1 juta buku di perpustakaan universitas ini.

(Harvard University Library is in Cambridge, MA, USA. It was founded in 1638. This library stocks over 13.1 million books.)

(9) Vernadsky National Scientific Library of Ukraine (Perpustakaan Ilmiah Nasional Vernadsky Ukraina)


Berada di Kiev, Ukraina. Didirikan pada tahun 1919. Dan perpustakaan ini menampung 13 juta buku.

(Vernadsky National Scientific Library of Ukraine is in Kiev, Ukraine. It was founded in 1919. This library stocks over 13 million books.)

(10) New York Public Library (Perpustakaan Nasional New York)


Ada di New York City, NY, USA. Didirikan pada tahun 1895. Perpustakaan ini menyediakan 11 juta buku.

Rabu, 07 Oktober 2009

5 Surprising Ways to Get More Energy

http://www.faqs.org/photo-dict/photofiles/list/3531/4674citrus_collection.jpg
Need more energy? Here are some really surprising, non-caffeinated, ways to rev you up...

1. Change your socks. I know, odd, right? I read about this one over at Zen Habits. The advice is to bring an extra pair of socks to work and sometime around 3 p.m. when you hit your slump, take off your shoes and socks (and maybe air out your feet for a sec if you have a private office; if you don't, that would be a nada) and then put a fresh pair of socks on. Voila! "You'll be amazed at how much fresher you'll feel," write the Zen Habits bloggers. "This trick is especially handy on days with lots of walking."

2. Rethink your workout time. If you tend to work out at night, it might be messing with your sleep. Here's why: Experts believe that people who work out too close to their bedtimes may flood their brains with stress hormones that can make it hard to fall asleep. A workout doesn't do a body good when it leaves you sluggish and exhausted the next day because it prevented you from getting enough sleep.

3. Eat chia seeds. Favored by the Aztecs for their energy-boosting qualities, you can add these little seeds (P.S. we're not talking about the Chia Pet here) to all kinds of snacks and recipes. Here's a chia seed muffin recipe that looks interesting.

4. Sniff some citrus. Past research indicates that citrus-scented essential oils or lotions can boost alertness. There, you have an excuse to shop for some grapefruit-scented lotion!

5. Get on your toes.
If you're feeling sleepy at your desk, take the advice of Connie Tyne, executive director of the Cooper Wellness Program in Dallas, who says the best way to wake up your circulatory system is to roll up and down on your toes. "As the blood starts flowing, more nourishing oxygen and glucose are transported throughout your body -- so you feel more energized," said Tyne, to Quick&Simple.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Will the G7 Become the G2?

By: Reuters

The Group of Seven rich nations hopes to decide its future as an institution on Saturday, with
the United States pushing for the creation of a smaller core group that would include China, a G7 official said.

The official, speaking on condition of anonymity, said Washington wanted to see the G7 supplanted in global economic policymaking by a Group of Four that would bring the United States, Europe and Japan together with China.

The official was speaking ahead of a meeting of G7 finance ministers and central bankers in Istanbul later on Saturday.

A U.S. Treasury spokeswoman declined to comment. British finance minister Alistair Darling said, "These proposals have been around for a long time ... You shouldn't read too much into these proposals."

He added, "It is not our position that the G7 is going to be wound up."

Other officials also suggested the G7 would continue to exist, but with a diminished role.

"We will talk about how the G7 will work on, how its role will be in future ... for example the frequency of G7 meetings," said German deputy finance minister Joerg Asmussen.

"In the German view, the G7 should be something like a preparatory body" for meetings of the larger Group of 20 nations, which includes big developing economies such as China and India, he added.

Policymaking

For more than a decade, the G7 dominated international policymaking. But the financial crisis has undermined its power, as economies such as China have become key to managing the global recovery.

Any formal move to supplant the G7, which comprises Britain, Canada, France, Germany, Italy, Japan and the United States, would likely be diplomatically complex and controversial.

Its top finance officials have traditionally met several times a year, seeking to guide foreign exchange rates and other markets through communiques released after their meetings.

But the group's role has appeared in doubt since early this year, when the G20 became the main forum for debating the financial crisis. The G20 has agreed in principle to tighten financial regulation and try to reduce trade imbalances that destabilise the global economy.

"The G7 is not quite dead, but it is losing its relevance," the IMF's managing director, Dominique Strauss-Kahn, was quoted as saying by Emerging Markets magazine on Saturday. "It's on its way to extinction."

Tensions over foreign exchange rates are underlining the difficulty that the G7 is having in staying at the centre of global policymaking.

Persuading China to appreciate its tightly controlled yuan currency is widely seen as crucial to correcting trade imbalances, but China is not a member of the G7.

Japan has sounded keen to preserve the G7 as an important body. On Friday, Bank of Japan Governor Masaaki Shirakawa said the G7 remained a more convenient forum to discuss foreign
exchange rates than the G20, because G7 members all had major financial markets.

But some other countries appear unconvinced. Canadian Finance Minister Jim Flaherty said that because discussion of global imbalances would inevitably include the yuan and the impact of the weak U.S. dollar on other economies, global currency discussions needed to extend beyond the G7.

Eight digital alternatives to paper business cards

By Breeanna Hare
CNN

(CNN) -- If you cross paths with Lorenzo Geraci and want to exchange contact information with him, he's only giving you two options -- and neither involves a business card.

Applications such as Bump allow users to exchange contact information by touching iPhones.

Applications such as Bump allow users to exchange contact information by touching iPhones.

For personal contacts, Geraci uses Facebook. For business, he prefers LinkedIn, the professional networking site. Geraci started his "no business card" experiment in December, and while he thinks he made the right decision, his policy does present its challenges.

"Not everybody likes it, that's for sure," said the Boston, Massachusetts-area consulting CFO for Internet startups. "Not using business cards will negatively affect the quantity of your contacts -- there are those who come up to you and want to contact you but aren't Internet savvy -- but it doesn't affect the quality."

Welcome to the world of professional networking, 2.0.

While exchanging business cards remains standard protocol among many executives and nobody believes paper cards will become extinct anytime soon, more professionals are also opting for Web-based services or "digital business cards."

If you've ever attended a conference and searched your pocket or shoulder bag in vain for an inscribed paper rectangle, you can see the value in sharing contact information online or via cell phones, where it's almost always easily accessible.

"In reality, people get a [business] card and don't do anything with them," said Adam Ostrow, editor-in-chief of Mashable, a blog devoted to social media. "There's a big opportunity to change that behavior and make networking more productive with technology."

There are now more than 20 products and services that allow people to exchange versions of electronic business cards. For now, however, Ostrow believes old-fashioned cards are still the best way to do business.

"What's come out so far requires the users to be on the same platform," he said. "At this point it's hard to see the business card dying until something [standard] comes out to replace it."

John Saddington, an Atlanta, Georgia, social computing consultant, is trying a compromise. His business card contains only a Google search box with his name in it; people who search for him on Google are led to his Web site, where they can contact him through e-mail or his LinkedIn profile.

"It's just as important to be effective in the real world as it is on the online world," Saddington said. "The first thing that happens when I hand it to people is that they laugh. They may assume that I'm arrogant, but if they know me at all, they know that this is my world and nothing is more tech-heavy than Google."

That isn't to say having a digital business card doesn't have clear advantages, like making it easier to connect after an event, Ostrow pointed out.Curious about different ways to text, e-mail, or wirelessly exchange your business card? Here are eight applications that may work for you:

For the recent grad

Don't hit the job market without plenty of personalized cards. But if you want to show off your tech-savvy, the free Web site DubMeNow lets you create a digital edition that's always at the ready. You can share your mobile card via text or e-mail, and your contact information is saved into the person's address book and automatically updated whenever you make a change. DubMeNow also can locate where and when you met your contact, in case you have a memory lapse.

For the budding entrepreneur

The Web site BusinessCard2 lets you create an online card with a distinctly professional spin. The card's skin is sleek and has three tabs to help potential customers get to know you and your business. There's an info tab where you can list your experience and another tab for listing your social networks. BusinessCard2 also can embed your business card link in e-mail messages or on your blog.

For the frequent conference attendee

You, professional person with a stack of other people's business cards you never use, are the reason digital business cards exist in the first place. Instead of logging in all your new contacts' info yourself, use CloudContacts. Send them your paper business cards, and CloudContacts will do the dirty input work for you. Then all you have to do is export the data to Microsoft Outlook, Facebook or another digital address book, and you're set.

For the technophobe

Saddington came up with this customizable, easy-to-use and free Wordpress theme program to help people manage their online identity. Download the program, upload a picture that screams "talented and capable," add career-friendly social network profiles (and all the ways a person can reach you) and boom -- you've got your very own landing page.

For the tweet-minded

If you're a fan of Twitter you know anything is possible in 140 characters or less, including sharing your business card. With TwtBizCard, you can link your Twitter profile with a free personalized online business card and instantly start tweeting with the hash tag, "#twtbizcard," or add #twtbizcard to an @reply.

For the iPhone addict

Some iPhone applications, like Bump and BeamMe, allow you to exchange digital info seamlessly with other iPhone owners. Then there's SnapDat, which sends a digital image of your business card. Choose from more than 40 designs or upload your company's logo, and embed links to your social networking sites. Then you can either e-mail the card to potential contacts or send it to their phones through their SnapDat account.

For the social network queen (or king)

There are so many social networks swirling around that it can be hard to keep track of them all. With Retaggr, you can create a professional digital business card that aggregates all your online identities. After creating a Retaggr profile, you can customize an interactive business card that lets people get your contact information and browse your Flickr photos all at once.

For those who miss Tamagotchis

The animal-shaped darling of digital business cards, the Poken has seen popularity overseas, but hasn't quite caught on in the United States yet. You can wirelessly exchange contact information and social networks with another Poken user by "high-fouring," or touching the paw-like RFID connectors together. To download your new contacts, you insert the Poken in your computer's USB port . It's cute and easy, but only works if you come across another Poken user, so in the meantime, keep carrying that stash of business cards.

Perajin Batik Butuh Perhatian Pemerintah


Perajin Batik Butuh Perhatian Pemerintah

Yogyakarta (ANTARA) - Perajin batik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terutama perajin batik tulis dan cap membutuhkan perhatian pemerintah khususnya permodalan yang selama ini menjadi kendala pengembangan usaha.

"Hal ini penting dilakukan untuk mempertahankan sekaligus mengembangkan usaha perajin batik di tengah serbuan tekstil bermotif batik," kata pakar batik dari Yogyakarta, Sri Soedewi Syamsi di Yogyakarta, Jumat.

Ia mengatakan, sebenarnya, jumlah perajin batik cukup banyak, tetapi karena kekurangan modal usaha mereka beralih ke profesi lain untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Menurut dia, perajin batik tersebut akan tetap bertahan menjalankan profesinya sebagai perajin batik apabila ada modal yang mendukung, karena itu pemerintah dituntut memberikan perhatian khusus untuk pengembangan industri batik.

Ia menyatakan selain membantu modal usaha, perhatian pemerintah untuk mengembangkan usaha batik juga dapat diwujudkan dengan memberikan kemudahan di bidang pemasaran.

"Kalau pemerintah memberikan kemudahan dalam pemasaran, para perajin batik akan dapat hidup dengan layak sehingga tidak lagi beralih ke profesi lain," katanya.

Ketua Paguyuban Sekar Jagad, Larasati Suliantoro menyatakan hampir seratus persen perajin batik yang ada di Yogyakarta sudah beralih profesi.

Menanggapi ditetapkannya batik sebagai warisan budaya dunia, pengusaha batik, Suryadi Suryadinata, menyatakan kebanggaannya karena batik mendapat pengakuan Badan PBB yang membidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO). UNESCO pada 2 Oktober 2009 mengukuhkan batik sebagai warisan budaya dunia.

"Pengakuan UNESCO tersebut secara formal sudah cukup, tetapi juga harus diikuti oleh masyarakat untuk tetap memakai batik agar batik tetap lestari," katanya.

Meski demikian, kata pengusaha batik yang memiliki toko batik di kawasan Malioboro ini, para perajin harus terus berinovasi terhadap produknya sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman.

"Batik sekarang sudah menjadi bagian dari model busana sehingga inovasi itu harus tetap dikembangkan, apalagi sekarang banyak anak muda yang menggemari batik," katanya.

Ia merasa tidak tersaingi dengan tekstil motif batik yang menyerbu pasaran. "Konsumen memiliki selera masing-masing. Jika seseorang sudah mengenal batik tulis atau cap, maka dia tidak akan membeli batik `printing`," katanya.