Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Kamis, 01 Oktober 2009

Empat Puluh Tahun Gundala, Superhero Asli Buatan Indonesia

BULAN ini, 40 tahun lalu, terbit komik berjudul Gundala Putra Petir. Dia adalah superhero asli buatan Indonesia. Bagaimana nasib si pencipta superhero itu sekarang?

Nama panjangnya adalah Harya Sura Minata. Tapi, nama bekennya Hasmi. Dialah sosok di balik tokoh superhero Gundala. Sejumlah judul komik yang saat itu populer lahir dari tangannya. Kini Hasmi berusia 63 tahun dengan dua anak yang masih kecil.

Komik dengan tokoh utama Gundala kali pertama di-launching pada 1969. Kehadiran Gundala kala itu mendapat sambutan hangat. Se­telah itu, muncul judul-judul komik dengan tokoh utama Gundala. Hampir setiap tahun, lahir 1-4 judul dari tangan Hasmi. (selengkapnya tentang judul-judul komik Gundala baca grafis). Saking po­pulernya kala itu (era 1970-1980), Gundala pernah difilmkan pada 1981. Film layar lebar itu disutradarai Lilik Sudjio. Tokoh Gundala diperankan aktor Teddy Purba.

Kini kepopuleran sang superhero Gundala agaknya tinggal na­­ma. Hasmi mengakui, saat ini ko­mik lokal tidak lagi punya tem­pat istimewa di kalangan ma­sya­rakat. Bila dahulu komik adalah hiburan yang punya prestise, saat ini banyak hiburan lain yang bisa diakses ma­syarakat dengan biaya lebih murah.

''Fans saya (Gundala) rata-rata sekarang berusia 40-50-an tahun. Tidak banyak anak muda yang tahu saya. Era komik sudah kehilangan kepopulerannya mulai 1980-an,'' kata Hasmi ketika di­te­mui Radar Jogja (Jawa Pos Group) di rumahnya di Karangwaru, Jogja. ''Tapi, saya meng­anggap ini se­bagai hal yang normal. Ini konse­kuensi dari hidup di dunia global. Banyak hibur­an asing yang masuk,'' imbuhnya.

Hasmi menceritakan, masa-masa keemasan Gundala datang sebelum 1980-an. ''Saat itu tidak banyak hiburan yang bisa dinikmati. Saat itu belum ada game dan internet. Baca komik sudah yang paling gaul,'' katanya, lalu terkekeh.

Kepada penggemar setia yang masih mengingat Gundala dengan baik, Hasmi mengatakan bahwa dirinya sangat terkesan. "Sampai saat ini, Gundala bisa dibilang sudah tidur selama 25 tahun. Tapi, masih saja ada yang kadang bertanya kepada saya tentang kelanjutan Gundala,'' paparnya.

Sebagai salah satu hasil karya asli Indonesia, Hasmi berharap agar Gundala bisa kembali dikenalkan kepada generasi muda. Has­mi juga menilai ide memfilmkan Gundala se­bagai ide bagus. ''Mengenalkan lewat film itu ide yang patut dicoba. Memang belum tentu sukses dan biaya­nya tinggi. Kenapa tidak dicoba?"

Selain setuju difilmkan, Hasmi juga tidak keberatan Gundala dijadikan game. Menurut dia, hal ini sah saja dilakukan asal karakter Gun­dala sebagai pembela kebajik­an tetap dipertahankan. ''Pada dasarnya, Gundala kan tokoh yang mengajarkan kebaikan. Mau dia tampil dalam bentuk film, animasi, atau game, sepanjang karak­ternya masih sama, saya tidak masalah.''

Mengangkat kembali superhero lokal, lanjut Hasmi, perlu dilakukan agar kebanggaan terhadap bangsa sendiri muncul. ''Kita kan sedang mengalami krisis identitas dan budaya,'' terang ayah dua putri itu.

Media massa adalah satu di an­tara beberapa pihak yang paling bisa mengangkat kembali karya lokal, termasuk komik. Menyertakan kembali komik bersambung yang dibuat oleh komikus lokal bisa menjadi jalan awal untuk kembali mengenalkan komik lokal.

''Bagi beberapa koran besar, rasa­nya tidak masalah untuk menyer­takan seperempat halaman atau kolom kecil yang isinya komik lokal yang dibuat komikus lokal. Bila hal ini terus dilakukan, saya kira, pengenalan kembali karya lokal akan efektif,'' tutur pria yang berulang tahun tiap Desember itu.

Tidak ada perayaan khusus untuk ulang tahun ke-40 Gundala? Hasmi mengatakan, beberapa fans memang sempat mengontak untuk mengadakan acara kecil. ''Tapi, saya kurang paham. Belum dikontak lebih detailnya. Rencananya sih akan dilaksanakan di Jakarta,'' tuturnya. (lutfi/jpnn/kum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar