Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Kamis, 24 September 2009

Guru Gaptek Tak Bisa Jadi Kepala Sekolah di Bojonegoro

Bojonegoro (beritajatim.com)– Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Bojonegoro, dalam waktu dekat Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Pendidikan (Dindik) akan menerapkan standart kwalifikasi tinggi untuk kepala sekolah.

Tak main-main, standart tersebut akan diberlakukan untuk semua kepala sekolah (Kasek). Mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Informasi yang dihimpun beritajatim.com, Kamis (3/9/2009) menyebutkan, seleksi kemungkinan baru akan dilakukan beberapa wkatu mendatang bagi para calon kasek.

Hal itu dibenarkan oleh Bupati Bojonegoro Suyoto. Menurut pria kelahiran Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro tersebut menerangkan, untuk pengisian jabatan kasek ini akan menggunakan sistem gugur. Di mana para calon kasek harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dan secara otomatis tersisih apabila tidak dapat memenuhi persyaratan dan ketentuan yang ada.

"Pada seleksi kali ini mekanisme awal di tingkat sekolah kemudian tes tulis di tingkat Dindik, pelatihan serta postest," katanya.

Pria yang juga Ketua DPW PAN Jatim itu menerangkan, seleksi tingkat sekolah terbagi dalam dua kriteria, yakni 60 persen portofolio atau penilaian administrasi dan 40 persen peer evaluation. "Yang mana nilai akan dilakukan oleh rekan sejawat di sekolah masing-masing," sambungnya.

Selain itu juga akan ditambahkan pada tahap berikutnya adalah tes tulis di tingkat Dindik yang meliputi kompetensi kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan intelegensia atau kepemimpinan.

"Maksudnya adalah kreatifitas dan gaya kepemimpinan. Dengan bobot penilaian mencapai 60 persen test tulis pra diklat 20 persen kemampuan Bahasa Inggris dan 20 persen teknologi informasi," tambahnya.

Khusus untuk penguasaan Bahasa Inggris ini, lanjut Bupati, karena akan diprioritaskan semuanya menuju Rintisan Sekolah Berstandart Internasional. Sehingga kemampuan Bahasa Inggris sangat diperlukan dan harus signifikan.

Suyoto juga menegaskan, pada tahap ketiga ini akan dilakukan seleksi akhir atau test tulis pasca diklat dengan bobot 85 persen. "Tidak hanya itu saja, untuk pemaparan karya tulis atau makalah bobotnya 15 persen. Sehingga, jika diakumulasikan dari ketiga tahapan akan menjadi 100 persen," katanya.[air/dul]


Beritajatim.com, 3 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar