Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Minggu, 27 September 2009

Kembalinya Bantalan Bahu di London


Kembalinya Bantalan Bahu di London

KOMPAS.com - London mengirimkan pesan sangat tegas untuk tahun 2010: kembali ke tahun 1980-an! Dalam Pekan Mode London yang berlangsung hingga tengah pekan lalu, pesan itu terlihat dari kembalinya ”power suit” pada koleksi sebagian besar perancang.

Pesan ekstrem disampaikan desainer asal Kanada, Todd Lynn. Lynn sampai perlu menambahkan perisai pundak untuk menekankan kembalinya bantalan bahu.

Pada tahun 1980-an, gerakan perempuan di tingkat internasional berhasil mencapai tujuan kesetaraan bagi perempuan—Perserikatan Bangsa-Bangsa menyelenggarakan Konferensi Perempuan Sedunia Ketiga di Nairobi, Kenya, pada 1985—dan memberi perempuan kesempatan berkarier di luar rumah.

Maka, power suit menjadi pemandangan umum karena emansipasi diartikan perempuan harus sama dengan laki-laki. Jas berbahu bidang dengan bantalan tebal memiliki pinggang ramping. Padanannya rok span dengan sepatu pantofel.

Kembalinya bantalan bahu sudah terlihat sejak tahun lalu, tetapi kali ini pesan itu sangat tegas.

Dari Paul Smith, Vivienne Westwood, Burberry Prorsum, Pringle of Scotland, Julien MacDonald, Matthew Williamson, Bora Aksu, hingga generasi terbaru perancang Inggris seperti Christopher Kane, Marios Schwab, Emilio de la Morena, hingga Hannah Marshall membuat busana yang menekankan pada pundak, tetapi dengan interpretasi baru sesuai suasana zaman saat ini.

Sebagian tetap berupa setelan blazer dengan celana panjang berpipa sempit atau rok mini, sebagian yang lain hadir melalui gaun mini. MacDonald memadukannya dengan blok warna, Burberry dengan draperi, dan Paul Smith memakai warna cerah yang terinspirasi dari Kongo untuk melambangkan optimisme menghadapi ekonomi dunia yang masih lesu.

Yang juga akan menjadi arah baru tahun depan adalah motif kotak-kotak poleng seperti ditawarkan Christopher Kane. Kane menyajikan motif poleng dalam warna hitam putih atau biru lembut di atas sifon. Motif ini berjaya pada tahun 1950-an dan 1970-an dengan siluet yang mengingatkan pada era 1950-an. Kane, perancang muda Inggris yang sedang naik daun, memakai kerung di pinggang atau punggung, juga arah baru untuk 2010.

Pekan Mode London kali ini merayakan 25 tahun kelahirannya dengan antara lain Burberry dan Matthew Williamson kembali menggelar koleksi mereka di sana. Sebelumnya, Burberry menggelar rancangannya di Milan dan Williamson di New York.

London selalu dikenal sebagai kota yang melahirkan banyak perancang berbakat, tetapi mereka meraih keberhasilan di luar Inggris. Berbeda dari Milan yang didukung industri tekstil dan Paris didukung pemodal besar, perancang muda Inggris harus mencari dana sendiri untuk berkembang.

Beberapa tahun terakhir, British Fashion Council membuat skema pendanaan bagi perancang muda dengan membiayai pergelaran panggung atau pameran khusus dalam Pekan Mode London. Hannah Marshall dan Emilio de la Morena yang arsitek, tahun lalu mendapat hibah ikut pameran perancang muda dan tahun ini menggelar rancangan mereka dalam acara utama pekan mode. Ritel mode terbesar, TopShop, ikut mensponsori pergelaran para perancang muda Inggris.

Sayangnya, London belum berhasil menyejajarkan diri dengan New York, Milan, dan Paris dalam menarik pembeli dan wartawan. Keadaan boleh jadi akan berubah karena desainer dari generasi lebih muda, lebih mau mendengar masukan dari pembeli. London memang toleran terhadap berbagai budaya sehingga melahirkan perancang dengan kreativitas tinggi dan kerap menentang arus utama. Tetapi, pada ujungnya kreativitas harus bisa dijual agar label bisa bertahan dan berkembang. (AP/Reuter/Ninuk Pambudy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar